Suara Info : Terletak pada pergeseran merah 7,1, sama seperti
melihat kembali pada saat alam semesta hanya berusia 770 juta tahun, hanya lima
persen dari usia saat ini.
Seorang ilmuwan di Universitas Nottingham adalah
bagian dari tim astronom yang telah menemukan quasar paling jauh yang pernah ditemukan
– suatu perkembangan yang bisa membantu pemahaman kita lebih lanjut tentang
alam semesta saat masih dalam masa pertumbuhan setelah Big Bang.
Mercusuar yang brilian dan langka, didayakan oleh
lubang hitam dengan massa dua miliar kali lebih besar dari Matahari, merupakan
objek jauh yang terang yang ditemukan dari saat ketika alam semesta berusia
kurang dari 800 juta tahun – hanya sebagian kecil dari usia saat ini.
Objek yang diberi nama ULAS J1120+0641 ini sekitar 100
juta tahun lebih muda dari quasar paling jauh yang pernah ditemukan sebelumnya.
Terletak pada pergeseran merah 7,1, sama seperti melihat kembali pada saat alam
semesta hanya berusia 770 juta tahun, hanya lima persen dari usia saat ini.
Sebelum penemuan ini, quasar paling jauh yang pernah diketahui memiliki
pergeseran merah 6,4, setara dengan alam semesta saat berusia 870 juta tahun.
Dengan perkiraan hanya 100 quasar cerah yang berada
pada pergeseran merah lebih tinggi dari 7 di seluruh luar angkasa, penemuan
mereka ini adalah sesuatu yang sangat jarang untuk ditemukan.
Dr. Simon Dye dari Nottingham berada di tim yang
membuat penemuan ini, merincinya dalam jurnal Nature edisi 30 Juni 2011.
Dia mengatakan, “Objek yang terletak di jarak yang
besar seperti itu hampir mustahil untuk ditemukan dalam survei cahaya-nampak
karena cahayanya terbentang akibat ekspansi alam semesta. Artinya, pada saat
mencapai Bumi, sebagian besar cahayanya berakhir di bagian inframerah spektrum
elektromagnetik.
“Dibutuhkan waktu lima tahun untuk kami menemukan
objek ini. Kami tengah mencari quasar dengan pergeseran merah yang lebih tinggi
dari 6,5. Menemukan satu yang sangat jauh ini, di sebuah pergeseran merah yang
lebih tinggi dari 7, merupakan kejutan yang menarik. Quasar ini memberi
kesempatan unik untuk mengeksplorasi jendela 100 juta tahun kosmos yang
sebelumnya di luar jangkauan. “
Quasar adalah galaksi jauh dan sangat terang yang
diyakini didayakan oleh lubang hitam supermasif pada pusatnya. Kecemerlangannya
yang luar biasa besar membuatnya menjadi penerangan yang membantu
studi pada periode dalam sejarah alam semesta ketika bintang-bintang dan
galaksi-galaksi pertama terbentuk.
Para astronom awalnya mendeteksi quasar pemegang rekor
ini dengan menggunakan UK Infra-Red Telescope (UKIRT) yang terletak di Hawaii,
sebagai bagian dari UKIRT Infrared Deep Sky Survey (UKIDSS). Jarak ke quasar
dikonfirmasi oleh pengamatan yang dilakukan dengan instrumen FORS2 pada Very
Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory serta
instrumen-istrumen pada Gemini North Telescope. Karena obyek ini relatif cerah,
adalah mungkin untuk melakukan analisis spektroskopi, yang memerlukan
pembelahan cahaya objek ke dalam komponen warna, yang pada gilirannya
memungkinkan para astronom menentukan karakteristik fisik quasar tersebut.
Pengamatan menunjukkan bahwa massa lubang hitam di
pusat quasar itu sekitar dua miliar kali lipat dari Matahari. Massa yang sangat
tinggi ini sulit untuk menjelaskan awal setelah Big Bang. Teori saat ini
tentang pertumbuhan lubang hitam supermasif menunjukkan kelambanan dalam
membangun massa sebagaimana objek padat ini menarik materi dari sekitarnya.
Model ini tidak memperkirakan adanya massa lubang hitam quasar yang lebih
tinggi dari seperempat nilai yang ditemukan pada ULAS J1120+0641.
Tim riset kini berspekulasi bahwa keberadaan seperti
lubang hitam masif pada awal sejarah alam semesta mengindikasikan bahwa model
saat ini mengenai pertumbuhan objek-objek tersebut mungkin perlu direvisi.
Penelitian ini dipimpin oleh Kelompok Astrofisika di Imperial
College London dan juga melibatkan European Southern Observatory di Jerman,
Institut Astronomi di Cambridge, Institut Riset Astrofisika di Universitas John
Moores Liverpool, Institut Kosmologi Komputasional di Universitas Durham,
Universiteit Antwerpen di Belgia dan Pusat Astronomi Bersama di Hawaii.
No Responses to "Para Astronom Berhasil Menemukan Quatsar Paling Jauh | Saat Alam Semesta Masih Berusia 770 Tahun"
Posting Komentar